Senin, 12 September 2011

AKBI-PENDAHULUAN

AKUNTANSI BIAYA



A.   Kegiatan bisnis
Dalam kegiatan bisnis dikenal istilah Harta, Hutang, Modal , Biaya Pendapatan,  Beban dan Laba. Untuk keperluan pengambilan keputusan istilah-istilah itu harus dicermati dengan seksama agar tidak salah menafsirkan dan menggunakannya untuk mengambil keputusan.

B.   Pengertian Akuntansi :
1.    Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi serta penafsiran terthadap hasilnya.

2.    Akuntansi Biaya adalah:
a)       Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasilnya.

b)       Sebagai suatu proses pengukur, menganalisa, menghitung dan melaporkan biaya, profitabilitas serta pelaksanaan operasi.


C.   Tujuan Akuntansi Biaya antara lain :
ü  Penentuan Harga Pokok Produk secara teliti.
ü  Pegendalian Biaya
ü  Analaisa Biaya dan lain sebagainya


D.   Pengertian Cost (Biaya), Expense (Beban) dan Lost (Kerugian) :
.
1.    Biaya (Cost):
a)    Biaya menurut Hansen dan Mowen – (1999 : 29) Biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan meperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang.

b)    Biaya menurut Horngren T Charles – Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan Manajerial (1994 : 26) Biaya dapat diartikan sebagai suatu pengorbanan atau penahanan sumber-sumber daya untuk tujuan tertentu. Biaya sering kali diukur dengan satuan moneter (misalnya dollar atau rupiah) yang harus dibayar untuk menda-patkan barang atau jasa.

c)    Biaya Menurut Mulyadi – Akuntansi Biaya  (1999 : 8-9) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

d)    Biaya menurut Usry dan Hammer – Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian (1994 : 20) Biaya adalah suatu harga pertukaran atau suatu pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat. Dalam akuntansi keuangan pengorbanan tersebut dinyatakan sebagai pengurangan kas atau aktiva lain pada saat ini atau masa mendatang.

e)    Biaya adalah suatu pengorbanan nilai ekonomi maupun non ekonomi untuk memperoleh manfaat barang dan jasa, masa sekarang dan atau masa mendatang.

f)     Biaya adalah : manfaat yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa, yang dibebankan adalah untuk memperoleh manfaat sekarang dan masa datang, Bila manfaat diterima, maka cost menjadi expense.


2.    Beban (Expenses)
a)    Beban menurut Usry dan Hammer (1992 : 20) Beban adalah pengurangan aktiva sebagai akibat digunakan jasa-jasa ekonomi untuk menciptakan pendapatan atau karena pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Beban dihitung menurut jumlah penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan produksi dan pengiriman barang serta pemberian jasa. Dalam arti luas beban mencakup biaya yang telah habis dipakai (expired) yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

b)    Beban atau expenses ialah pengeluaran untuk mendapatkan pendapatan pada sutau periode tertentu, beban atau expense dikurangkan pada pendapatan untuk memperoleh laba.

c)    Beban adalah biaya yang telah habis masa berlakunya atau kedaluwarsa, sedangkan biaya yang masih berlaku disebut harta (kekayaan).

d).  Expenses adalah : Sebagai cost yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis.
3.    Lost adalah : Kerugian yang diderita perusahaan, apabila Revenue (pendapatan) lebih kecil daripada expense (beban)

?Unsur-unsur Beban (Expense)
ü Harga Pokok Penjualan
ü Beban Pemasaran
ü Beban Administrasi
ü Beban Bunga dan
ü Beban Pajak.


E.   Klasifikasi Biaya :

Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang tepat untuk menghimpun dan mengalokasi biaya. Metode-metode yang terpenting untuk menghimpun biaya dijelaskan di bawah ini :

1.     Menurut Fungsi :
a)    Produksi (manufacturing) yakni biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang.

b)    Pemasaran (marketing) yakni biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang atau jasa

c)    Administrasi (administration) yakni biaya yang dikeluarkan untuk menetapkan kebijaksanaan.

d)    Keuangan (Financial) yakni biaya yang berkaitan dengan upaya mencari dana.

2.     Unsur-unsur :
a)    Bahan Baku Langsung (Direct Raw Material Cost) yakni Bahan yang merupakan bagian integral dari produk jadi.

b)    Tenaga Kerja Langsung atau Upah Langsung (Direct  Labour Cost) yakni Upah untuk tenaga kerja langsung untuk keperluan komponen dari produk jadi.

c)    Biaya Umum Pabrik atau Biaya overhead Pabrik/BOP (Factory Overhead Cost) yakni Termasuk segala bahan dan upah tidak langsung, serta biaya produksi yang tidak secara langsung dapat dibebankan pada satuan, pekerjaan atau produk tertentu.


3.     Produk :
a)    Biaya Langsung (Direct Cost) yakni Biaya yang langsung dibebankan kepada produk tanpa memerlukan alokasi lebih lanjut.

b)    Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) yakni Biaya yang dialokasikan.

4.     Departemen :
a)    Departemen Produksi (Production Department) yakni Suatu unit di mana kegiatan dilaksanakan atas suatu komponen atau suatu produk yang biayanya tidak dialokasikan lenbih lanjut.

b)    Departemen Pelayanan / Pembantu / Pelengkap / Jasa (Service Department) yakni suatu unit yang tidak langsung terlibat dalam kegiatan produksi, dan yang biayanya pada akhirnya akan dibebankan kepada satuan produksi.

5.     Bilamana dibebankan pada Pendapatan
a)    Biaya Produk (Cost of Production) yakni Biaya-biaya dimasukkan pada waktu perhitungan biaya produksi. Biaya produk termasuk dalam persediaan dan dalam harga pokok penjualan apabila produk dijual.

b)    Biaya Periode (Cost of Periode) yakni Biaya yang berkaitan dengan perjalanan waktu dan bukan dengan jumlah produk. Biaya ini ditunjukkan pada biaya perhitungan laba-rugi periode karena tidak ada lagi manfaat yang diterima di masa mendatang.

6.     Kaitannya dengan Volume :
a)    Biaya Tetap (Fixed Cost) yakni Biaya yang tidak berubah jumlahnya sekalipun volume kegiatan berubah. Atau dengan kata lain Biaya per unit yang berubah-ubah secara proporsional dengan tingkat perubahan kegiatan/aktivitas.

b)    Biaya Variabel (Variable Cost) yakni Biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan kegiatan yang bersangkutan. Atau dengan kata lain Biaya satuan (per unit) tetap (tidak berubah) dan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan/aktivitas.

F.    Biaya Satuan :
Angka total biaya kurang memuaskan dipandang dari segi pengendalian, karena jumlah produksi berbeda banyak dari waktu ke waktu. Karena itu diperlukan suatu jenis satuan umum, seperti misalnya biaya unit, yang tersedia untuk membandingakn volume dan jumlah-jumlah yang berbeda. Angka biaya unit mudah diperoleh dengan membagi dalam bilangan total biaya dengan jumlah unit yang dihasilkan. Biaya satuan dapat dinyatakan dalam bilangan liter, ton, kilogram meter atau satuan-satuan fisik lainnya.


ILUSTRASI.

Biaya unit dapat mempermudah perhitungan jumlah untuk persediaan akhir dan harga pokok penjualan sebagai contoh : misal 3.000 unit diproduksi dengan total biaya Rp 4.500.000,- atau Rp 1.500,- per unit. Apabila 2.500 unit terjual dan 500 unit tinggal dalam persediaan. Perhitungan dapat dibuat sebagai berikut :
No
KETERANGAN
UNIT
BIAYA
PER UNIT
1
Biaya Produksi
3.000
Rp 4.500.000,00
Rp 1.500,00
2
Harga Pokok Pproduksi :




(2.500 Unit @ Rp 1.500,00
2.500

Rp 3.750.000,00

Rp 1.500,00

3
Persediaan Akhir :




(500 Unit @ Rp 1.500,00)
   500

Rp    750.000,00

Rp 1.500,00



G.  Kalkulasi Biaya Produksi Pesanan (Pesanan Order Costing)
Produk pesanan ialah barang diproduksi berdasarkan pesanan dari pelanggan. Jika suatu perusahaan tidak menerima pesanan maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian, karena ia harus menanggung biaya tetap misalnya gaji karyawan dan penyusutan aktiva tetap.Contoh produk pesanan : Gedung, Jembatan, Jalan Tol, Satelit, Senjata, Kartu Undangan dan lain-lain.

H.   Kalkulasi Biaya Proses (Process Costing).
1.    Kalkulais biaya proses ialah perhitungan biaya yang dilakukan secara periodic akuntansi pada kegiatan produksi massal berkelanjutan; seperti industri tekstil, sepatu, kimia, gula, baja dan lain-lain. Proses produksi itu dijalankan berdasar hasil ramalan penjualan dan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan. Disamping itu proses produksi pada umumnya dilakukan oleh lebih satu departemen, yang memiliki ciri-ciri antara lain :

a)    Semua biaya dibebankan pada perkiraan barang dalam proses  (work in process) pada tiap-tiap departemen produksi.

b)    Tiap departemen produksi menyajikan “Laporan Biaya Produksi Departemen” yang berisi data produksi , biaya per unit material, upah, dan overhead, biaya yang ditransfer ke biaya departemen berikutnya (atau ditransfer ke biaya barang jadi) dan biaya barang dalam proses akhir periode.

c)    Proses produksi dapat berlangsung dalam beberapa departemen, misalnya departemen produksi pertama memproses awal material kemudian hasilnya dipindahkan ke departemen kedua, departemen kedua melanjutkan proses produksi yang menjadi bagiannya, kemudian hasilnya dipindahkan ke departemen ketiga, departemen ketiga melanjutkan proses produksi yang menjadi bagiannya, hasilnya dipindahkan kedepartemen ke empat dan seterusnya atau ke gudang jarang jadi, jika departemen produksi itu hanya terdiri dari empat departemen.

2.    Aliran Proses Produksi
Pada umumnya terdapat tiga jenis aliran proses produksi yakni berurutan, sejajar dan selektif, tergantung pada jenis barang yang diproduksi.

a)    Aliran berurutan (sequential product  flow), barang awal proses di departemen pertama, kemudian hasilnya dipindahkan ke departemen kedua dan seterusnya, kemudian terakhir dipindahkan ke gudang barang jadi.

b)    Aliran sejajar (parallel product flow) misalnya pada pabrik mobil, material diproses di departemen A untuk mesin, dan material diproses di departemen B untuk kerangka mobil, kemudian hasil barang departemen A dan B dipindahkan ke departemen C (departemen perakitan),kemudian hasil barang C dipindahkan ke departemen D (departemen pengecatan dan perlengkapan), hasil barang departemen D dipindakan ke gudang barang jadi.

c)    Aliran selektif (selective product flow), misalnya pada penangkapan ikan, hasil tangkapan ikan dibagi tiga departemen, sebagian ikan diolah departemen penyortiran kemudian dipindahkan ke departemen pengepakan, sebagian diolah menjadi ikan kaleng kemudian dipindahkan ke departemen pengepakan, dan sebagian dikeringkan kemudian dipindahkan ke departemen pengepakan. Dari departemen pengepakan dipindahkan ke departemen gudang barang jadi.

Tahap-tahap kalkulasi biaya proses adalah sebagai berikut :
a)    Menghitung ekuivalen produksi
b)    Menghitung biaya per unit material, upah dan overhead.
c)    Menyajikan laporan biaya produksi.


3.    Metode Kalkulasi Biaya Produksi
Metode kalkulasi biaya proses yang berhubungan dengan adanya persediaan awal barang dalam proses yang lazim digunakan adalah :

a)    Metode kalkulasi biaya rata-rata (average costing); biaya persediaan awal barang dalam proses ditambahkan pada biaya-biaya produksi sekarang.
b)    Metode kalkulasi biaya masuk pertama keluar pertama (fist in fist out costing); biaya persediaan awal barang dalam proses dikeluarkan dahulu; biaya-biaya untuk menyelesaikan persediaan awal barang dalam proses dipisahkan dari biaya persediaan awal dalam proses.












PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE HARGA

POKOK PROSES DAN HARGA POKOK PESANAN



No
KETERANGAN
PRODUK MASSA
PRODUK PESANAN
1
Proses pengolahan
Terus Menerus (Kontinyu)
Terputus-putus
(intermetten)
2
Hasil Produk
Produk Standar
Tergantung dari Pesanan
3
Produk Untuk
Mengisi Persediaan Gudang
Memenuhi Pesanan Pelanggan
4
Biaya Produk
Dihitung Tiap Periode
Dihitung Tiap Pesanan
5
Harga Pokok Per Unit
Akhir Proses Produksi
Selesai Pengerjaan Pesanan
6
Perhitungan Harga -  Pokok Per Unit
Total Biaya Periode (:) Total Kuantitas Periode
Total Biaya Pesanan
( : ) Total Kuantitas Pesanan















Tidak ada komentar:

Posting Komentar